Jumat, 21 Juni 2019

Catatan Sekdan Day 4 + Sedikit tentang Retorika


Sekdan hari ini dimulai dengan personalia, dengan kehadiran 7 dari 9 orang dengan alasan yang sama dengan pertemuan selanjutnya. Lalu sebelum cekspek, kami mengingat kembali materi sekdan hari-hari sebelumnya. Setelahnya, Hagoromo menanyakan apa permasalahan yang ada di HMP dan mencari solusi dari permasalahan tersebut menggunakan materi yang telah didapatkan di day selanjutnya. Lalu dilanjutkan dengan cek spek dengan metode yang baru. Walaupun dengan metode baru, kami masih melakukan kesalahan, namun kesalahan kami akan dibayarkan di pertemuan selanjutnya. Selanjutnya, diberikan materi dialektika yang dibawakan oleh Ka Alvin HMP 13. 

Dialektika merupakan proses untuk mencari kebenaran. Dalam teorinya, dialektika terdiri dari tesis, antithesis, dan sintesis, dimana dialektika dilakukan oleh dua orang atau lebih, agar semua pendapat berada dalam satu koridor yang sama, walaupun kesimpulan yang diambil masing-masing orang akan berbeda.
Menurut Ka Alvin, Dialektika terdiri dari 3 kata, yaitu Dialek, Dialog, dan Etika. Dialek merupakan ciri khas dari seseorang yang berbicara. Seseorang dengan dialek yang berbeda, walaupun mengucapkan kata yang sama, dengan nada yang berbeda dapat memiliki intepretasi yang berbeda. Dialog merupakan percakapan antara 2 orang. Sementara etika adalah tatakrama atau aturan. Ketiga hal tersebut harus ada dalam dialektika, Karena dialektika harus dilakukan bersama orang lain, dilakukan dengan tatakrama atau aturan yang berlaku, serta harus memahami maksud yang ingin disampaikan dalam dialeknya. Perbedaan Dialektika dengan Debat adalah, dalam debat terkandung unsur emosi, dimana saat debat, seseorang akan menunggu orang lain selesai berbicara untuk berbicara, sementara dialektika, seseorang akan menunggu orang lain selesai berbicara untuk mendapatkan maksud dari apa yang dikatakan lawan bicara.

Dialektika memiliki hubungan dengan retorika dan didaktika

Didaktika adalah suatu teknik untuk membuat orang-orang yang terdapat dalam suatu percakapan, berada dalam koridor yang sama dengan cara ada satu orang yang membuat orang-orang yang dalam satu percakapan berada dalam satu koridor. Perbedaan dengan Dialektika adalah, ketika dialektika membuat koridor secara bersama, didaktika membuat koridor hanya oleh satu orang.

Sementara Retorika adalah seni dalam berbicara. Retorika mempelajari bagaimana sebuah pembicaraan dapat digunakan untuk membangun makna, memelihara kelompok sosial, dan menciptakan pengetahuan. Prinsip dasar dalam retorika modern adalah penguasaan kosakata secara aktif, penguasaan gaya bahasa, kemampuan penalaran yang baik, dan mengetahui teknis penyusunan komposisi tertulis sehingga mudah dipahami. Retorika menjadi penting dipelajari karena dalam penyampaian sesuatu, kadang pikiran dan ucapan tidak terlalu sama karena kekurangan pengetahuan terkait bagaimana cara menyampaikan ide dan pendapatnya dengan baik, sehingga penting mempelajari dan memahami retorika. 

Banyak alat alat yang dapat digunakan untuk mengasah dan menggunakan retorika dalam kegiatan sehari-hari, seperti pengulangan kata, penggunaan pertanyaan retoris yang jawabannya adalah pengalaman pribadi, pernyataan yang menunjukkan emosi (emosi senang, sedih, atau keraguan), hiperbola, personifikasi, klimaks-antiklimaks, dan lain sebagainya. Penggunaan alat-alat untuk mengasah retorika akan sangat tergantung dengan sifat dan karakteristik dari pembicaranya itu sendiri. Alat retorika yang dipakai dapat membedakan satu orang dengan yang lain. 

Baik Dialektika, Didaktika, dan Retorika, dapat digunakan oleh seorang Danlap di lapangan, tergantung dengan kondisi yang dihadapi. Dialektika dapat digunakan untuk mendiskusikan sesuatu yang masih dapat disetujui kedua belah pihak. Didaktika dapat digunakan ketika hendak menurunkan suatu pelajaran atau nilai yang harus dimiliki oleh semua orang. Retorika yang digunakan dalam interaksi, dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Seorang danlap yang memiliki sifat evaluator dapat mengedepankan kalimat-kalimat yang mengutarakan keraguan dan yang bersifat antiklimaks, sementara danlap yang memiliki sifat motivator dapat mencari analogi atau menunjukan emosi yang dapat memotivasi pesertanya.
Saya pribadi saat ini cenderung menyukai penggunaan kata yang berulang, serta yang bertujuan untuk menggali lebih dalam sesuatu (dapat berupa kalimat-kalimat keraguan dan lainnya).

Setelah materi, kami melakukan evaluasi dan diberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Translate